Senin, 05 November 2012

November Kisahku

Resah gundah,
Dibungkus November penuh berkah...
Rasa buncah,
Diguyur November penuh warna...

Hujan mengguyur November yang basah
Memberi warna, menemani air mata
Memberi cinta, menemani bahagia

Selalu, November pengantar luka
Mematah harap pada sang pecinta
Melepas rasa pada yang disuka

Selalu, November pengantar sendu
Menepis hujan yang menyentuh kalbu

Selalu, November pengantar ragu
Ragu melangkah takut maju

Selalu, November pengantar sepi
Membungkam tanya di balik emosi
Memenjara rindu di dalam hati

Sign, Novelia Ephilina.
Surabaya, 03 November 2012

Kamis, 11 Oktober 2012

Bukan Hanya

Bukan hanya sebatas untaian kata mesra,
Bukan hanya sekedar ungkapan kata rindu,
Apalagi kalau hanya secuil kata suka,
Aku menginginkan yang lebih dari itu.

Aku ingin cinta yang hakiki,
Yang mendekatkanku pada ilahi,
Yang mau dan mampu merangkulku,
Bersama menuju rumah sang pemilik diri.

Hanya kepada-Nya aku berserah,
Hanya kepada-Nya aku berpasrah,
Jika kau memang yang terpilih untukku,
Aku yakin Allah akan mempertemukan kita dalam waktu yangn lebih indah ....

Sign, Novelia Ephilina :)

Aku

Validasi otakku menyangkal badai
Ilmu fisika pun tak akan sampai
Dalam hati bergetar masai
Inikah rasa yang hilang ditelan ramai?
Aku terpelantai

Aku terpuruk
Sakit tak ada jemu
Hilang dilahap sang waktu
Aku,
Rasaku,
Ilalang tak bermadu ....

Sign, Novelia Ephilina :)

Apakah?

Apakah setiap nafasmu menghembuskan namaku,
seperti tiap hembusan nafasku yang selalu menghembuskan namamu?
Apakah setiap detikmu selalu mengingatku,
seperti tiap detikku yang selalu mengingat dirimu, mengingat setiap senyum dan sedihmu?
Apakah rasa dalam hatimu selalu sama dengan yang ada dalam hatiku?

Apakah, apakah, apakah seperti itu?

Berjuta apakah menyembul dalam benakku,
Perlahan demi perlahan menambah rasa rinduku,
Tahukah kau akan semua itu?

Dan, bahkan saat kau sudah lupa terhadapku,
Sudah tak mampu lagi mengingat siapa diriku,
Kumohon tetap ingatlah satu pesanku,
Bahwa aku masih akan tetap mengingatmu ...

Sign, Novelia Ephilina :)

Senin, 27 Agustus 2012

Aku dan Sepi

Aku bukan bicara tentang cinta
Tentang sayang
Atau pun tentang kasih

Tapi aku sedang berbicara tentang sepi
Tentang kesunyian
Tentang kehampaan
Tentang kesendirian
Dan tentang kesenyapan.

Selalu saja sepi yang temani hari
Hanya aku, tak ada kau, dia atau mereka
Hanya aku, tak ada bintang, tanpa lampu
Hanya aku, dengan langit tak berhias dan tanah tak berbekas
Hanya aku. Sendiri.

Bukan berarti aku tak mendengar, bukan berarti aku tak merasakan, memahami apalagi mengerti
Aku hanya tak diberi kesempatan
Aku tak pernah dibebaskan
Aku tetap anak rumahan
Melihat dunia hanya dari balik kaca buram
Melihat hujan hanya dari balik korden hitam
Tak berwarna, hanya gelap. Abu-abu dan coklat.

Aku sepi
Aku sendiri
Aku tersisih
Bukan berarti aku berbeda, mereka bilang aku hanya tak sama
Tak punya rupa yang cantik
Terlihat tak elok
Terlihat tak indah
Tak rupawan.

Aku terperangkap
Dalam penjara berselimut rumah
Aku terjebak
Dalam jeruji besi berkedok kamar
Kehidupan ini mengunciku
Kesenyapan ini telah menahanku.

Aku rindu keramaian
Aku rindu kebebasan
Aku rindu matahari
Aku rindu pelangi
Aku rindu angin, rindu langit
Aku rindu tanah, rindu hujan

-Novelia Ephilina-

Selasa, 17 Juli 2012

FF - AYAH

Perlahan-lahan kubuka pintu cokelat tua itu. Kusapukan pandanganku ke sudut-sudut terdalam dari ruangan ini. Kulangkahkan kakiku lebih dalam lagi. Kusentuhkan jemariku dan kutelusuri raut wajahmu yang ada dibalik bingkai hitam ini. 

Kupandangi mata teduh yang selalu kau berikan untukku. Mata teduh yang selalu temani hari-hariku. 

Taukah kau? Mata teduh itulah simbol proteksimu. Simbol kebangganmu terhadapku. Dan mata teduhmu itu akan slalu ku rindu. Setiap saat, setiap waktu. 

Teringat saat kau tebaring lemah di atas pembaringan, saat aku yang paling kau tunggu tengah menemani kelelahan fisikmu. “Jangan menangis sayang, Ayah mencintaimu.” Kau hapus air mata yang mengaliri pipiku dengan jemari tanganmu yang mulai bergetar. 

Dan akhirnya, mata teduhmu itu mulai meredupkan cahayanya, kau terpejam. Tapi bukan tidur! Kau tak lagi mendetakkan alunan kehidupan. Kau juga tak lagi menderukan angin kedamaian. Namun seulas senyum mulai merekah indah di bibirmu. 

Pembangga yang menyayangi dan slalu melindungiku, kini sudah tak bernyawa. Sudah tak dapat memberi petuah-petuahnya. Dan sudah tak dapat lagi berada disisiku. 

Tubuh lelah itu sudah didekap sang bumi. Tubuh renta yang selalu mengayomi itu sudah bersama-Nya, tenang dalam alamnya. Namun air mata ini tak henti-hentinya mengalir menangisi kepergianmu. 

Maafkan aku ayah. Izinkan aku menangis, hari ini saja. 

Sign, Novelia Ephilina

MERINDUMU

Di setiap deru nafas yang masih berhembus
Ada jutaan rindu yang tingginya membumbung
Ada milyaran kasih yang besarnya melambung
Juga ada triliunan rasa yang tak lagi bisa terdefinisikan dengan kata-kata

Kini, biar aku mulai berpasrah pada-Nya
Agar hatimu, mau menyambut cinta

-Novelia Ephilina-

KEMBALILAH

Aku mulai kehilangan peneduh jiwa
Sosok itu, kini tak lagi ada
Aku benci keadaan ini
Aku ingin dia kembali

Kembali warnai hariku
Kembali semangati aku
Dan kembali pada posisinya di hidupku

Kembalilah, aku merindumu

-Novelia Ephilina-

Kamis, 14 Juni 2012

BERTAHAN


Panas terik membakar kelamnya kulitmu..
Asap dan debu menguasai sluruh ruang paru-parumu..
Setiap saat, setiap waktu, tak pernah  lepas darimu ancaman maut itu..
Tapi kau tetap bertahan, kau tetap tak terhalang, dan kau tetap terus menerjang..
Akar-akar semangat yang terus berkobar, semakin membuatmu tak gentar..

Selasa, 12 Juni 2012

PANTASKAH?


Aku di sini setia menunggu,
Apakah kau di sana juga setia menanti?
Aku ragu,
Aku tak yakin kau mau manungguku..

Kita tak pernah berjanji,
Tak pernah berikrar,
Juga tak pernah menyentuh yang namanya sumpah..

Jadi, pantaskah aku berharap?
Pantaskah aku merindu?
Pada sosok dirimu,
Pangeran sempurna dalam hidupku..

Ah, memangnya siapa aku?
Aku ini bukan siapa-siapa,
Bukan juga apa-apa..
Lihat kan? Melirik saja orang tak akan mau..

Aku ini tak seperti dirimu yang sempurna,
Aku ini hanya gadis tolol yang dengan lancang mencintaimu,
Gadis bodoh yang dengan lancang merindumu,
Dan hanya gadis dungu yang dengan lancang mengharapkanmu..

Tapi tolong jangan hanya salahkan aku,
Karna aku pun tak pernah berharap memiliki rasa sedalam ini,
Rasa suka, sayang, dan cinta yang hanya untukmu..
Aku tak pernah mengharapnya..

Rasa itu yang dengan sendirinya mendekatiku,
Merenggut separuh hatiku,
Dan membawanya melayang mengikuti kepergianmu..

Senin, 11 Juni 2012

FF - Kangen


 Waiting for your call, i’m sick
Call, i’m angry, call, i’m desperate for your voice..

Senandung lagu dari Secondhand Serenade itu terus saja mengalun dari mp3 player laptopku. Lagu itu kuputar terus-menerus tanpa lelah. Mungkin ini akan merusak system di laptopku, tapi biarlah. Biar laptop ini yang menjadi pelampiasanku. Tidak kubanting saja  sudah untung! Aku kesal, aku kecewa, aku marah! Kenapa kamu tak pernah bisa mengerti keadaanku? Kenapa kamu tak pernah mengerti kondisiku? Aku tak se-kaya mereka. Aku bukan anak pejabat, apalagi anak presiden. Laptop bekas berprosesor pentium yang super lemot ini saja pemberian temanku.
Lalu sekarang bagaimana caranya aku mendapatkan uang untuk menyervis kamu, handphone-ku? Aku butuh sms-an...
Huaa... handphone-ku, aku kangen kamu!!!

Sign, Novelia Ephilina

FF - Kepergianmu


 “Aku tanpamu, butiran debu...”
Meluncurlah gumaman-gumaman lirih dari bibirku yang senantiasa terkunci sejak seminggu yang lalu. Kepergiannya masih saja menciptakan goresan-goresan pedih dalam hatiku, masih saja mengguratkan tinta-tinta kelabu yang menyuramkan hariku, dan menimbulkan luka dalam yang tak pernah terukur dalam hidupku.
Aku benar-benar merasa hampa tanpa kehadirannya. Dia, cinta yang selama ini aku tunggu-tunggu, cinta yang selama ini selalu aku nanti, kenapa tak bisa melihat ketulusan hatiku? Kenapa tak bisa melihat besarnya cintaku? Dan kenapa tak pernah sekalipun memahami pengorbananku?
Tak tahukah kau bahwa hati ini selalu meracau memanggil namamu? Kau yang begitu indah, namun telah berkali-kali menggores luka.

Kota Pahlawan, 09 April 2012-04-09
Sign, Novelia Ephilina

FF - Menyuntingmu


 Kembali kususuri jalanan setapak ini. Ya, memang hanya jalan kecil ini lagi. Jalan kecil yang slalu membuatku ingin terus berada di sini. Di antara hening sepi, dalam lautan misteri.
Di jalan ini, aku menemukanmu. Kau yang dulu duduk terpaku menatap nisan di hadapanmu. Kau yang dulu lusuh sekali.
Kau hanya bisa diam. Tak sanggup bicara. Tak sanggup bergerak. Hanya air mata yang selalu saja jatuh dari dua bola matamu.
Ku rengkuh kau dalam pelukku. Ku peluk kau diantara bumi dan langit.
“Biarkan aku menjagamu Ara,”
“Kau yakin, akan mau menjagaku Deni?” Kau menatapku tak percaya.
“Aku yakin. Menikahlah denganku,” akhirnya kata keramat itu keluar dari mulutku. Dari seorang lelaki yang telah menggantung hubungannya selama 6 bulan ini.
Dan kau pun terisak. Diantara hujan dan gerimis, aku meminangmu.

Kota Pahlawan, 27 Maret 2012-04-09
Sign, Novelia Ephilina