“Aku tanpamu, butiran
debu...”
Meluncurlah gumaman-gumaman lirih
dari bibirku yang senantiasa terkunci sejak seminggu yang lalu. Kepergiannya
masih saja menciptakan goresan-goresan pedih dalam hatiku, masih saja
mengguratkan tinta-tinta kelabu yang menyuramkan hariku, dan menimbulkan luka
dalam yang tak pernah terukur dalam hidupku.
Aku benar-benar merasa hampa
tanpa kehadirannya. Dia, cinta yang selama ini aku tunggu-tunggu, cinta yang
selama ini selalu aku nanti, kenapa tak bisa melihat ketulusan hatiku? Kenapa
tak bisa melihat besarnya cintaku? Dan kenapa tak pernah sekalipun memahami
pengorbananku?
Tak tahukah kau bahwa hati
ini selalu meracau memanggil namamu? Kau yang begitu indah, namun telah berkali-kali
menggores luka.
Kota Pahlawan, 09 April 2012-04-09
Sign, Novelia Ephilina
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please give comment and follow my blog :)